Review Perjalanan Kereta Api Banyubiru - 01 Juni 2023
- Transport for Semarang
- Jun 3, 2023
- 7 min read
Updated: Jun 4, 2023


Penulis : Farhan Syafiq Fadhillah dan Yesaya David Liem
Perjalanan sponsor : Tidak bersponsor
Kereta api Banyubiru merupakan layanan kereta api terbaru yang diresmikan oleh PT Kereta Api Indonesia pada tanggal 01 Juni 2023 di Stasiun Semarang Tawang (Bank Jateng). Pada tulisan kali ini, penulis berkesempatan untuk melakukan dua perjalanan KA Banyubiru ini, yaitu perjalanan pagi dari Semarang, dan perjalanan sore dari Solo.
Perjalanan pertama (Semarang menuju Solo)
Nomor : KA 210F
Asal : Stasiun Semarang Tawang (Bank Jateng) - SMT
Berangkat : 07.50 WIB (tepat)
Tujuan : Stasiun Solo Balapan - SLO
Tiba : 09.54 WIB (awal 1 menit, sesuai dengan akurasi)
Sebelum peresmian, kami mengetahui bahwa rangkaian yang digunakan adalah rangkaian dari kereta api Blambangan Ekspres relasi Semarang menuju Banyuwangi, namun khusus perjalanan pertama (dan kedua nantinya dari Solo ke Semarang pada jam pagi), rangkaian yang digunakan adalah rangkaian khusus (sepertinya idle) produksi PT INKA Madiun, untuk kereta penumpang menggunakan rangkaian produksi tahun 2016 (eksekutif menggunakan K1 0 16 sebanyak 5 kereta dan ekonomi menggunakan K3 0 16 sebanyak 3 kereta). Beberapa poin penting yang bisa diperhatikan adalah sebagai berikut :
Review pada trip pertama ini belum bisa dijadikan acuan dikarenakan kemungkinan trainset yang akan digunakan adalah idle dari Blambangan Ekspres untuk kedepannya. Alasan mengapa dilakukan pergantian dimungkinkan karena pergantian Gapeka 2023 dan persiapan peresmian yang tidak sebentar.
Perjalanan pada trip pertama ini sangat penuh oleh penumpang, khususnya dari komunitas, pengguna jasa, maupun media untuk keperluan peliputan.
Untuk kedua kelas, rangkaian kereta api ini telah mengalami modifikasi di beberapa sektor. Untuk kereta kelas eksekutif (kami di eksekutif 4 nomor 1A dan 1B), footrest yang sebelumnya tidak terdapat pengait, kini telah terdapat pengait seperti pada rangkaian stainless steel sehingga tidak ada lagi footrest fitness, sementara untuk kelas ekonomi, terdapat tuas untuk merebahkan sandaran kursi.
Ketepatan waktu perjalanan sangat baik (khususnya ketika sampai di tujuan akhir stasiun Solo Balapan), dengan datang satu menit lebih awal dari jadwal.
Rangkaian ini dilengkapi dengan kereta makan yang menyediakan tempat sholat bagi masyarakat yang beragama islam.
Metode penilaian yang kami gunakan adalah penilaian yang terinspirasi dari JebScore di greenergrass.com agar dapat se objektif mungkin (namun kami tidak bisa mengatakan bahwa penilaian kami sangat objektif karena kami bukan tim penilai, hanya tim dari komunitas yang memberikan penilaian terbaik sebisa kami untuk menjadi salah satu pertimbangan teman-teman semua). Kami menilai dalam skala 1-10 berdasarkan beberapa opsi (poin penting diatas bisa saja tidak menjadi pertimbangan pada penilaian ini). Semua penilaian didasarkan pada kondisi normal (karena perjalanan ini merupakan perjalanan perdana dengan seremonial peluncuran, ada beberapa poin yang akan kami terangkan). Penilaian tersebut yaitu :
Fasilitas ruang tunggu pemberangkatan : di Stasiun Semarang Tawang, fasilitas yang ada sangat lengkap, termasuk tempat duduk yang memadai, toko yang menjual berbagai keperluan seperti air mineral dan cemilan (ya, termasuk Roti O. Bukan sponsor), serta ruang tunggu (meskipun hanya bisa digunakan oleh pengguna jasa kelas Luxury). Perlu diingat bahwa pada jam yang berdekatan, terdapat layanan kereta api lain yang memungkinkan flow penumpang lebih lambat sebelum dilakukan boarding, ditambah kondisi ruang tunggu utama yang tidak terlalu lebar (tempat duduk kebanyakan berada di sisi luar ruang tunggu utama dan di dalam setelah boarding). Jarak dari tempat boarding ke peron tergolong dekat (kereta tersedia di jalur 1). 8/10
Sarana : kelas eksekutif yang penulis naiki menggunakan rangkaian khusus untuk peluncuran, yaitu K1 0 16 (kereta eksekutif new image), dimana fasilitas sarana yang ada berfungsi dengan sangat baik. Meskipun begitu, rangkaian pada jadwal pagi biasanya menggunakan idle KA Blambangan Ekspres, yang mana salah satu tim dari Transport for Semarang telah mencoba rangkaian tersebut dan hasilnya sangat baik. Fasilitas yang ada sebanding dengan harga umum, yaitu 75 ribu. Untuk kelas ekonomi, penilaian baru dapat dinilai secara objektif pada trip kedua dikarenakan pada trip ini, rangkaian yang digunakan adalah K3 0 16 (kereta ekonomi new image), rangkaian yang tidak berhadapan seperti rangkaian reguler. 9/10
Fasilitas restorasi : makanan dan minuman yang dijual bervariasi, hal ini dapat dikarenakan statusnya sebagai kereta kelas eksekutif campuran. Meskipun begitu, harga yang cukup tinggi membuat penulis menyarankan untuk membawa makanan dan/atau minuman sebelum berangkat, kecuali ingin menikmati pemandangan melalui kereta makan. 4/10
Pelayanan petugas : kondektur di atas kereta sangat responsif dan membantu dalam memberikan pelayanan kepada penumpang. Khususnya dalam perjalanan perdana ini, kondektur dan petugas di atas kereta sangat profesional dan tidak membatasi kegiatan peliputan yang dilakukan oleh beberapa kalangan seperti komunitas, wartawan, maupun masyarakat biasa. Kondektur juga turut membantu penulis yang menaiki layanan ini dalam permasalahan souvenir peluncuran (hal ini dikarenakan penulis melakukan boarding pada area khusus boarding dengan pengenalan wajah, yang di saat bersamaan, juga digunakan oleh tim media dan direksi PT KAI), sehingga setelah penulis kembali ke Semarang, permasalahan ini selesai. 10/10
Konektivitas : poin ini melihat kemungkinan melakukan perjalanan menggunakan angkutan umum, baik itu ketika ingin menuju ke stasiun maupun kemungkinan perjalanan lanjutan.
Dengan pemberangkatan pukul 07.50 WIB, perjalanan menggunakan Trans Semarang dari ujung masih memungkinkan apabila tidak macet, namun sangat disarankan mengambil jam paling pagi untuk menghindari kemungkinan tertinggal karena transit, dan untuk Trans Jateng dari Terminal Bawen, jam pagi masih memungkinkan, namun untuk perjalanan dari Weleri dan Bahurekso kurang disarankan apabila melakukan persambungan ke Trans Semarang dikarenakan jarak yang cukup jauh. Untuk Trans Jateng dari Gubug dan Godong, pemberangkatan kereta dari Stasiun Brumbung masih memungkinkan dengan persambungan ke moda lain dari halte terdekat ke stasiun. 3/5
Dengan ketibaan pukul 09.55 WIB, layanan Batik Solo Trans dan Trans Jateng S1 (dengan persambungan melalui skybridge Stasiun Solo Balapan – Terminal Tirtonadi) telah tersedia. Setelah tiba, transit ke KRL paling awal menuju Palur adalah pukul 09.59 WIB, sehingga kurang disarankan untuk melakukan persambungan menggunakan moda ini (jadwal selanjutnya adalah pukul 11.39 WIB untuk akhir pekan dan hari libur nasional serta 13.07 WIB untuk setiap harinya) dan disarankan untuk menggunakan Batik Solo Trans K2S untuk ke Stasiun Palur. Untuk KRL paling awal menuju Yogyakarta adala pukul 10.34 WIB (untuk setiap harinya) sehingga masih memungkinkan untuk dilakukan persambungan (namun harus dilakukan dengan cukup cepat dikarenakan pada saat penulis melakukan persambungan, antrian masuk KRL sangat padat). Persambungan ke Bandara Internasional Adi Soemarmo menggunakan KA BIAS juga memungkinkan dengan jadwal paling awal adalah pukul 11.12 WIB, meskipun begitu penulis menyarankan untuk menggunakan Batik Solo Trans apabila penerbangan yang dituju cukup mepet dari jadwal kedatangan KA BIAS (11.31 WIB). 4/5
Kesimpulannya adalah persambungan perjalanan ke Stasiun Semarang Tawang dan dari Stasiun Solo Balapan masih memungkinkan dengan beberapa catatan. 7/10
Sehingga skor objektif dalam perjalanan kali ini adalah 38 dari 50. Penulis tidak memasukkan tarif sebagai pertimbangan dikarenakan tarif pada layanan ini dapat saja berubah sewaktu-waktu.
Perjalanan kedua (Solo menuju Semarang)
Nomor : KA 209F
Asal : Stasiun Solo Balapan - SLO
Berangkat : 17.15 WIB (tepat)
Tujuan : Stasiun Semarang Tawang (Bank Jateng) - SMT
Tiba : 19.37 WIB (terlambat 6 menit)
Pada perjalanan kedua ini, penulis mengambil waktu pemberangkatan sore dari stasiun Solo Balapan untuk memaksimalkan pengamatan konektivitas dan variasi (dikarenakan rangkaian yang digunakan pada perjalanan sore adalah rangkaian idle KA Joglosemarkerto, dengan pemberangkatan awal dari Solo menuju Semarang dan kembali lagi ke Solo). Rangkaian yang digunakan adalah kereta penumpang campuran untuk kelas eksekutif (dengan tahun produksi yang bervariasi) dan rangkaian ekonomi AC jenis long seat yang dahulu dipesan oleh Kementerian Perhubungan (produksi tahun 2014). Pada perjalanan ini, terdapat 3 kereta kelas eksekutif dan 6 kereta kelas ekonomi, dimana penulis mengambil kesempatan untuk menaiki kelas ekonomi. Beberapa poin penting yang bisa diperhatikan adalah sebagai berikut :
Dikarenakan rangkaian ini merupakan idle dari KA Joglosemarkerto, maka persiapan dari ketibaan kereta (pada pukul 16.42 WIB) hingga siap digunakan harus dilakukan lebih cepat. Pada saat penulis ingin memasuki rangkaian, belum siapnya persiapan penggantian nomor kereta dan miskomunikasi oleh pengumuman di stasiun Solo Balapan membuat penulis sempat menganggap kereta yang penulis naiki tidak ada (Ekonomi 6). Setelah beberapa waktu, kesalahan tersebut telah terperbaiki.
Perjalanan kali ini cukup lenggang dari trip pertama yang dinaiki. Hal ini dapat dikarenakan berbagai faktor, salah satunya adalah jadwal KA Joglosemarkerto menuju Semarang yang tiba dan berangkat beberapa waktu sebelumnya.
Ketepatan waktu perjalanan sangat baik dan sampai sesuai jadwal (keterlambatan dikarenakan antrian sinyal masuk ketika memasuki Stasiun Semarang Tawang).
Kereta makan pada rangkaian ini tidak memiliki fasilitas tempat sholat
Untuk penilaian objektif, ada beberapa opsi yang digunakan sebagai pertimbangan, yaitu :
Fasilitas ruang tunggu pemberangkatan : di Stasiun Solo Balapan, fasilitas yang ada sangat lengkap seperti di Stasiun Semarang Tawang, dengan flow yang lebih lancar (dikarenakan kereta terdekat pada jadwal tersebut adalah KRL dan ketibaan KA Joglosemarkerto dari arah Semarang). Ruang tunggu tergolong sangat luas, baik di ruang tunggu utama, di luar, maupun di dalam setelah boarding. Jarak dari tempat boarding ke peron tergolong jauh (kereta tersedia di jalur 6, peron sebelah utara), dan flow dari KRL dan ketibaan KA Joglosemarkerto perlu dijadikan pertimbangan. 9/10
Sarana : kelas ekonomi yang penumpang naiki memiliki fasilitas sarana yang berfungsi dengan baik sesuai dengan kelasnya. Dikarenakan kereta ekonomi 6 yang penulis naiki cukup lenggang, terdapat ruang kaki yang cukup untuk digunakan dengan leluasa. Namun karena kursi yang digunakan masih tegak, maka kenyamanan tentu menjadi pertimbangan. 6/10
Fasilitas restorasi : makanan dan minuman yang dijual bervariasi, hal ini dapat dikarenakan statusnya sebagai kereta kelas eksekutif campuran. Meskipun begitu, harga yang cukup tinggi membuat penulis menyarankan untuk membawa makanan dan/atau minuman sebelum berangkat, kecuali ingin menikmati pemandangan melalui kereta makan. Karena ini merupakan perjalanan malam, penggunaan kereta makan kurang disarankan apabila ingin melakukan pengamatan luar kereta. 3/10
Pelayanan petugas : petugas di atas kereta sangat membantu dalam memberikan pelayanan kepada penumpang. Tidak ada masalah pada perjalanan ini. 8/10
Konektivitas : dikarenakan ini merupakan perjalanan sore dan malam, ada beberapa pertimbangan :
Dengan pemberangkatan pukul 17.15 WIB, perjalanan menggunakan Batik Solo Trans, Trans Jateng S1 (dengan persambungan melalui skybridge Stasiun Solo Balapan – Terminal Tirtonadi), maupun KA BIAS (pemberangkatan dari Klaten pukul 14.05 WIB dan dari BIAS pukul 15.21 WIB) masih dapat dilakukan. Persambungan KRL dari Stasiun Yogyakarta masih bisa dilakukan karena KRL pemberangkatan pukul 15.20 WIB tiba di Solo Balapan pukul 16.30 WIB. 4/5
Dengan ketibaan pukul 19.31 WIB, Layanan Trans Semarang sudah berakhir sehingga opsi yang tersedia adalah angkutan daring atau Trans Jateng K1 dengan tujuan akhir Tourist Information Centre (TIC), Pemuda. 1/5
Kesimpulannya adalah persambungan perjalanan ke Stasiun Solo Balapan masih memungkinkan namun dari Stasiun Semarang Tawang sangat terbatas. 5/10
Sehingga skor objektif dalam perjalanan kali ini adalah 31 dari 50. Penulis tidak memasukkan tarif sebagai pertimbangan dikarenakan tarif pada layanan ini dapat saja berubah sewaktu-waktu.
Apakah layanan ini bisa dijadikan opsi untuk berpergian dari Semarang ke Solo dan sebaliknya? Jawabannya adalah Bisa, bahkan apabila anda mengambil jadwal hari Kamis yang mana tidak sepadat Jumat, Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional, melakukan perjalanan tambahan ke Yogyakarta masih sangat memungkinkan dengan waktu kurang lebih 2 jam di Yogyakarta. Untuk para wisatawan yang berpergian ke Solo dapat dengan tenang memanfaatkan layanan ini karena jeda waktu dari ketibaan pagi ke pemberangkatan sore adalah sekitar 6 jam.
Bagi yang menikmati perjalanan dari Solo, jeda waktu dari ketibaan siang ke pemberangkatan malam adalah sekitar 7 jam. Namun perlu diingat bahwa apabila ingin menggunakan Trans Semarang, jadwal terakhir pukul 17.30 WIB dapat dijadikan pertimbangan. Namun di dekat Stasiun Tawang terdapat destinasi wisata yang bisa diakses dengan jalan kaki kok!
Dengan rangkaian yang lebih baik dari pendahulunya, kereta api Kalijaga, tarif yang sepadan untuk kelas dan rangkaiannya, serta jadwal yang menurut opini penulis sangat cocok untuk para wisatawan membuat layanan ini bisa dijadikan opsi untuk berpergian. Semoga sobat transportasi Semarang terbantu akan review ini ya!
Comments